Langsung ke konten utama

A Real Friendship

Part 1

Udara terasa begitu dingin, menusuk tulang. Hujan deras tadi malam ditambah dengan dinginnya AC di kamar membuat tubuh Rosita terasa beku dipagi itu. Ia berniat untuk tidak masuk sekolah, karena masuk angin melanda dirinya. Tapi niatnya mendadak terkurung rapi, mengingat hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah di tahun ajaran baru, di awal kelas 2 SMA. Tentunya Rosita juga sudah merindukan teman-temannya.
Drrrt Drrrt Drrrt.. Ponsel Rosita bergetar. Beberapa pesan masuk dari Vina, sahabatnya. Mungkin karena terlalu lelah, sehingga ia tak mendengar berulang kali ponselnya bergetar.
Pesan 1: Woy, lo sekolah kan hari ini?
Pesan 2: Bales sms gue bisa kali ya. Masih ngebo pasti huh.
Pesan 3: Ih gue mau minta nebeng berangkat sekolahnya. Revan nggak bisa anter. Samper gue dong Ros. Mau ya mau ya? :D
Rosita mendengus kesal. Bagaimanapun, Vina adalah sahabatnya. The Queen of Nebeng adalah julukannya dalam genk mereka. Oh iya, Rosita mempunyai sebuah genk, tapi mereka selalu menyebut dirinya dengan "kelompok belajar", bukan genk. Namanya adalah The Brenks Geng. Entah darimana nama itu muncul. Anggotanya ada 5 yaitu Rosita tentunya, Vina, Okta, Novi, dan Anisa. Rosita segera membalas pesan singkat dari Vina.
Iya, gue bangun kesiangan. Jangan salahin gue kalo gue telat jemput lo.
Rosita segera menyambar handuk, dan mengambil sekeping roti tawar untuk mengganjal perut. Sudah tak ada waktu lagi untuk berlama-lama di meja makan.
*****
"Ih lama amat sih lu Ros. Gue nunggu lo udah lama banget," oceh Vina saat Rosita datang menjemputnya.
"Masih untung lo gue jemput. Bawel aja. Kayanya kita bakal telat deh. Macet. Tadinya gue mau berangkat naik motor. Tiba-tiba lo minta bareng berangkatnya. Gue kan tau kalo lo males naik motor.."
"Yaiyalah. Rambut gue bisa berantakan Ros kalo naik motor.. Yaampun Ros, lo berantakan banget. Nih gue pinjemin sisir.. Gembel banget rambut lo," oceh Vina.
"Mana bisa gue nyetir mobil sambil sisiran. Emang lo pikir tangan gue ada berapa?," kata Rosita sambil melirik sinis disertai cengiran dari Vina.
Perjalanan yang seharusnya bisa ditempuh dalam waktu 10 menit, menjadi 40 menit karena macet yang luar biasa. Yap benar dugaan mereka. Mereka datang saat pintu gerbang sekolah sudah ditutup.
"Pak bukain dong.. Kita ada ulangan biologi nih Pak," kata Rosita.
"Aduh Neng Rosi, Neng Pina.. Bapak nggak bisa bukain pintu. Udah lewat 17 menit dari bel," kata Pak Satpam.
"Pak buka dong pak. Nih Vina bawain donat buat Bapak.. Nanti Vina sampein salam Bapak buat Bu Asih di kantin deh. Janji," kata Vina sambil mengedipkan mata.
Entah apa jurus yang dipakai Vina sehingga Pak Satpam luluh. Mungkin dengan kedipan matanya, atau kecantikan Vina, atau mungkin rayuan Vina. Ah entahlah.
"Hebat banget lu Vin. Bisa bikin Pak Satpam ngijinin kita masuk,"
"Iya dong Ros. Gue tau, lo takut banget sama yang namanya telat kan. Apalagi mau ulangan biologi. Eh ntar gue tanya ya kalau ada yang susah,"
"Hm. Paling lo tanya semuanya. Mana pernah sih Vin elo belajar. Kencan mulu sih sama Revan," kata Rosita.
Suasana kelas terdengar ramai. Sedikit membuat hati Rosita dan Vina tenang, tandanya belum ada guru di dalam kelas.
"Eh lo kok baru dateng sih. Untung gak telat," kata Okta.
"Iya, Rosita kesiangan sih," 
"Eh eh. Berita penting guys," kata Novi berlari tergopoh-gopoh menghampiri genknya yang asyik ngerumpi pagi hari.
"Apaan sih Nov? Sepenting apa? Bruno Mars dateng sampe lo heboh kayak gitu," kata Anisa sambil sibuk sisiran.
"Lebih dari Bruno. Yaampun guys, di kelas kita bakalan ada anak baru," 
"Cowo atau cewe? Ganteng gak? Sama Revan gantengan mana?," tanya Vina dengan gayanya.
"Ih ini cewe Vinaaaaa. Bukan cowo. Eh Rosita mana nih?,"
Okta menunjuk Rosita yang sedang asyik dengan buku biologinya. Ya dia memang kutu buku. Beberapa menit kemudian, datanglah Miss Rahma, guru biologi sekaligus wali kelas mereka. Diikuti oleh seorang gadis cantik, berkerudung. Mungkin itu anak barunya.
"Selamat pagi anak-anak.. Ibu membawa seorang anak baru, yang akan menjadi teman kalian di kelas ini. Buat kesan yang nyaman untuk dia ya anak-anak. Silahkan perkenalkan diri kamu,"
"Assalamualaikum.. Perkenalkan nama saya Nur. Pindahan dari Kebumen," kata anak itu. Miss Rahma mempersilahkan Nur untuk duduk di bangku belakang, di sebelah Dava, pacar Okta.
"Ih Vin. Liat tuh anak kampungnya. Masa duduk sebelah cowo gue sih,"
"Yaampun tenang aja Ta.. Dia anak desa. Bagusan elo kemana-mana. Sante keles," kata Vina menenangkan Okta.
"Tenang aja Ta. Cewek kaya dia nggak bakal ngerebut Dava kok," kata Anisa yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan kami.
"Tapi gue ta..,"
"Ih Dava tuh udah cinta mati kali Ta sama lo. Lo tuh cantik, kapten cheers lagian. Mana ada cowo yang rela gitu aja ngelepas lo," Novita ikut-ikutan berbicara.
Ya, Okta sebangku dengan Vina. Sementara Novita sebangku dengan Anisa. Rosita duduk dengan si cowok cupu Andi di paling depan. Pantas saja kalau Rosita ikut-ikutan kutu buku.
"Hai, gue Dava," kata Dava sambil menjulurkan tangannya kepada Nur. Kebetulan hari itu teman sebangku dava, Nino tidak masuk sekolah.
"Nama saya Nur. Senang bertemu anda," kata Nur sambil membalas uluran tangan Dava.
"Biasa aja kali ngomongnya. Jangan baku banget. Gue gak enak dengernya," disertai tawa mereka yang begitu renyah, tanpa sadar ada sepasang mata yang mengamati.
"Oke. Tutup buku kalian. Kita sudah berjanji mau ulangan bukan?," kata Miss Rahma.
Semua murid menutup buku dengan malas-malasan. Ya apadaya, Miss Rahma memang selalu begitu. Pernah ada acara sekolah, yaitu rapat para guru. Tanpa diduga Miss Rahma datang mmbawa setumpuk tugas yang membuat murid-murud gagal menikmati jam kosong.
"Ta, gue nggak belajar nih mampus. Tadi malem gue main skype sama Revan,"
"Gue ketiduran juga Vin tadi malem. Mana posisi kita ke Rosita jauh banget. Susah buat nyontek," jawab Okta.
Soal sudah dibagikan. Sepertinya bukan hanya Okta dan Vina saja yang kebingungan, hampir seluruh isi kelas itu kebingungan. Kecuali Rosita dan Andi. Berbagai gambar cacing dan jamur serta tetek-bengeknya.
"Ih apa nih. Gue sama sekali kopong. Nggak tau apa-apa,"
Anisa dan Novita menoleh ke belakang, melihat lembar jawab Okta dan Vina yang masih kosong.
"Mau apa lo? Nyontek punya kita? Kita aja masih kosong," sahut Okta. Sementara Vina masih sibuk celingukan.
"Iya, gue sama Novi juga bingung badai coy. Gak tau apapun. Enak tuh Rosita lancar ngerjainnya," kata Anisa sambil memperhatikan Rosita dan Andi.
"Sssst. Sssst. Ros, tengok gue dong,"
Karena jarak yang terlampau jauh, Rosita tak bisa mendengar kode panggilan dari teman-temannya.
"Ta.. Liat tuh, si kampung kayaknya bisa garap deh," kata Vina sambil menunjuk Nur yang tengah asyik mengerjakan soal.
"Sssst. Nur. Heh liat gue dong. Iya elu iya. Mana lembar jawab lo," kata Okta yang tengah mengendap-endap berbincang dengan Nur.
Nur hanya menggeleng.
"Cepet sini. Gue mau liat.. Pelit am...,"
"Okta. Ada apa?," tanya Miss Rahma yang tiba-tiba mendekati Okta. Miss Rahma memperhatikan ekspresi wajah Nur yang terlihat takut.
"Eng..enggak Bu,"
"Nur, ada apa dengan kamu dan Okta?,"
"Tadi Okta berkata agar saya menyerahkan lembar jawab saya," kata Nur dengan gugup. Malkum, dia pindahan dari kota kecil yang mungkin mengajarkannya untuk selalu jujur. Berkebalikan dengan kondisi yang ada di sekolah yang ia tempati sekarang. Dimana hal contek-mencontek sudah biasa. Seluruh isi kelas hanya bengong dan geram melihat tingkah Nur yang terkesan membunuh teman sendiri.
"Okta. Ikut saya ke kantor,"....
*****
"Gimana Ta?," kata Rosita saat Okta kembali ke kelas.
Rupanya pertanyaan Rosita tidak di gubris oleh Okta. Okta langsung menghampiri Nur yang sedang asyik berbincang dengan Dava. Ya lagi-lagi senjata Okta keluar. Apalagi kalau bukan sebuah tamparan yang mendarat dipipi kiri Nur.
PLAK.....
"Puas lo bikin nilai bio gue kosong. Puas? Lo tuh cuma anak baru ya. Nggak usah sok kecakepan. Mungkin dulu di kampung lo, lo gak pernah semaksiat kita yang selalu contek-contekan. But now? Lo disini. Lo harus tau diri please," kata Okta berapa-api.
"Ta, jangan kasar dong sama Nur. Dia cuma belum biasa sama kondisi disini," kata Dava turut bicara.


"Dav, lo pacar gue. Please belain gue bisa nggak sih," kata Okta sambil berlari keluar. Meninggalkan Dava yang terus memanggil namanya.



*BERSAMBUNG*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: Pengalaman di Global English Kampung Pare Kediri

Halooo teman-temaaaan! Kali ini, aku mau cerita tentang liburan semesteranku yang super fun dan edukatif bangeeet. Pokoknya liburan kali ini adalah liburan ter-luar-biasa buatku di sepanjang puluhan liburan yang sudah dilewati *halah*  Jadi gini... Berawal dari duit beasiswa yang kuhamburkan untuk beli ini itu.__. terus aku berpikir "udah nih, duit buat beli barang aja? gak buat something useful gitu?" Tengterengtereng..... Akhirnya berkat pencerahan dan cahaya dari sang ayahanda.... Anak berbadan bongsor ini memutuskan untuk pergi mencari kitab suci--eh, mencari ilmu maksudnya di Kampung Inggris alias Kampung Pare di Kediri.  Kenapa aku pengen ke Kampung Inggris? Jawabannya... YA KARENA AKU PENGEN PINTER DIKIT GITU IN ENGLISH :' hiks. Sedih gak sih, wawancara sekolah pramugari ditolak gara-gara bahasa Inggrisku yang super-medok ke-cilacapan gitu? HIKS... Langsung aja yaaah.... Di pare, pembelajaran selalu dimulai tanggal 10 dan 25 di tiap bulannya. Dan

REVIEW ROREC / BIOAQUA / IMAGES SHEET MASK - MASKER MURAH MERIAH (Masker Kertas dari China!)

HAIIII! Kali ini, aku bakal review tentang sesuatu yang lagi BOOMIIIING bangeeeet! Yaitu..... SHEET MASK!  Yeeeeeyyy *tepuktangan* Aku termasuk salah satu manusia yang lagi terobsesi banget sama masker, apapun itu. Mulai dari sheet mask, masker bubuk, sampai segala-gala masker mau gimanapun bentuknya, aku lg suka banget! Kenapa sih sesuka itu sama masker? Karena, "mereka" bener2 terbukti bikin wajah aku cerah & ga buluk lg, serius deh :3 Nah sekarang, aku akan review sheet mask yang lain daripada biasanya. Biasanya kan orang-orang pada review masker dari Korea kan, kayak innisfree, tony moly, etude house, dll.... Kalau aku mau review masker murah meriah dari negeri China. Yaitu... ITU DIAAAA! Ada merk: ROREC, BIOAQUA, dan IMAGES! Packagingnya lucuuu bangeet. Dan ada yg kemasannya mirip masker Korea :---3 Harganya? Cuma sekitar 4000-6000an aja. Pas itu aku beli di Shopee dan di Instagram. Buset, murah banget, kan? Awalnya ya, awalnya..... Aku tak

Review FACE TONER VIVA GREEN TEA

Haloooo! Kali ini aku akan bikin review singkat tentang toner terbagus menurutku, yang benar-benar jadi holly grail buatku selama ini! Yap, dia adalah toner Viva, varian Green Tea. Tadinya aku sempat berpikir mau mencoba toner korea atau lain-lainnya... Tapi gak jadi... Dan sekarang 'gak mau' ganti toner.... Karena udah sesayang ini sama si Viva Green Tea! Keunggulannya: - Murah! Cuma 5000an! - Mengurangi minyak, tanpa bikin kering - Bikin kulit segaaar dan rileks - Bagus buat mengangkat kotoran - Mengurangi bruntusan dan ga bikin jerawatan - Non alkohol! Kekurangan: GAK ADA Repurchase: PASTI! Rating: 4,9/5 Sekian review singkanya, semoga bermanfaat! :)